Sunday, February 8, 2009

C.PENGARUH BUDAYA PADA KESEHATAN

Persepsi seseorang terhadap kondisi kesehatannya dipengaruhi budaya atau kebudayaan yang dimilikinya. Pada masyarakat non industri menurut Helman (1994), pada umumnya mengartikan sehat sebagai suatu keseimbangan hubungan manusia dengan manusia, manusia dengan alam, serta manusia dengan supernatural. Pada masyarakat barat kondisi sehat diartikan mencakup aspek-aspek fisik, psikologi, dan perilaku. Namun, persepsi terhadap tingkat kesehatannya berbeda-beda tergantung dari golongan tempat seseorang masuk didalamnya, hal ini juga dibuktikan hasil penelitian tentang penggunaan pelayanan preventif.
Dalam setting penanganan kesehatan jiwa, budaya akan mempengaruhi bagaimana orang :
Menyebutkan dan mengkomunikasikan masalah.
Menjelaskan penyebab masalah.
Mempersepsikan pelayanan kesehatan jiwa.
Menggunakan atau merespon penanganan kesehatan jiwa.

Bagaimana kita dapat maju selangkah dan memberikan penanganan yang terbaik apabila kita tidak mempertimbangkan perbedaan-perbedaan dari orang yang kita bantu? Bagaimana kita dapat mengatasi kesulitan bahasa, perbedaan budaya, pandangan setempat tentang sakit jiwa, persoalan gender, dan metode pengajaran / pelatihan yang berbeda.

B.PERKEMBANGAN KEPERAWATAN

Keperawatan sebagai suatu pekerjaan yang sudah ada sejak manusia ada di bumi ini, keperawatan terus berkembang sesuai dengan kemajuan peradaban teknologi dan kebudayaan. Konsep keperawatan dari abad ke abad terus berkembang, berikut adalah perkembangan keperawatan didunia :
Mother Instink
Pekerjaan keperawatan sudah ada sejak manusia diciptakan, keperawatan ada sebagai suatu naluri (instink). Setiap manusia dalam tahap ini menggunakan akal pikirannya untuk menjaga kesehatan, menggurangi stimulus kurang menyenangkan, merawat anak, menyusui anak, dan perilaku masih banyak perilaku lainya.
Animisme
Manusia pada tahap ini memiliki keyakinan bahwa keadaan sakit adalah disebabkan oleh arwah / roh halus yang ada pada manusia yang telah meninggal atau pada manusia yang hidup atau pada alam (batu besar, pohon, gunung, sungai, api, dll). Dan untuk penyembuhannya manusia yang sakit maka roh jahat harus diusir para dukun untuk menggupayakan proses penyembuhan dengan berusaha mencari pengetahuan tentang roh.
Keperawatan Penyakit Akibat Kemarahan Para Dewa
Pada tahap ini manusia sudah memiliki kepercayaan tentang adanya dewa-dewa, manusia yang sakit disebabkan oleh kemarahan dewa. Untuk membantu penyembuhan orang sakit dilakukan pemujaan kepada para dewa di tempat pemujaan (kuil), dengan demikian dapat dikatakan bahwa kuil adalah tempat pelayanan terhadap kesehatan.
Ketabiban Mulai Berkembang Sejak + 14 Abad SM
Pada masa ini telah dikenal teknik pembidain, hygiene umum, anatomi manusia.
Diakones dan Philantrop Berkembang + 400 SM
Para diakones memberikan pelayanan perawatan yang diberikan dari rumah ke rumah, tugas mereka adalah membantu pendeta memberikan pelayanan kepada masyarakat dan pada masa ini merupakan cikal bakal berkembangnya ilmu keperawatan kesehatan masyarakat. Philantop adalah kelompok yang mengasingkan diri dari keramaian dunia, dimana mereka merupakan tenaga inti yang memberikan pelayanan dipusat pelayanan kesehatan pada masa itu.
Perkembangan Ilmu Kedokteran Islam Pada Tahun 632 M
Agama Islam melalui Nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya menyebarkan agama Islam keseluruh pelosok dunia. Selain menyebarkan agama Beliau juga menyebarkan ilmu pengetahuan tentang perilaku hidup bersih dan pengobatan terhadap penyakit (kedokteran).
Perawat Terdidik (600 - 1583)
Pada masa ini pendidikan keperawatan mulai muncul, dimana progam itu menghasikan perawat-perawat terdidik. Pendidikan keperawatan diawali dihotel Dien dan Lion Prancis yang kemudian berkembang menjadi rumah sakit terbesar disana. Tokoh perawat yang terkenal pada saat (1182-1226) itu adalah St Fransiscas dari Asisi Italia.
Perawat Profesional (abad 18 - 19)
Perkembangan ilmu pengetahuan semakin pesat sejak abad ini termasuk ilmu kedokteran dan keperawatan. Florence Nightingale (1820 – 1910) adalah tokoh yang berjasa dalam perkembangan ilmu keperawatan, beliau mendirikan sekolah keperawatan moderen pada tahun 1960 di RS St Thomas di London.

A.KEBUDAYAAN

Pengertian budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sanserketa yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut cultur, yang berasal dari kata latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata cultur juga kadang diterjemahkan sebagai “kultur” dalam bahasa Indonesia.
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu sendiri adalah Cultural Determinism. Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari suatu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan stuktur- stuktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward B. Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang didalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Sedangkan menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan yaitu sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehinga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai mahluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan masyarakat.